Menulis Di Kala Sakit
Belajar
Menulis Gelombang @27
Pertemuan
ke-24
Hari/Tanggal :
Jumat, 14 Oktober 2022
Tema : Menulis Di Kala Sakit
Moderator : Raliyanti
Nara Sumber : Suharto, M.Pd
Makan bakso dihari jumat.
Malam ini, dalam pertemuan ke -24 ini kita didampingi seseorang yang sangat menginspirasi. Seseorang yang karena kecintaannya pada dunia tulis menulis membuat hidupnya lebih berkah.
Kesehatan yang sempat luput dalam hidupnya berangsur
kembali, salah satunya karena keajaiban dari menulis.beliau tetap menulis walau
pun dalam keadaan sakit.Sakit yang membuatnya lumpuh bukan halangan untuk terus
berbagi dan menginspirasi. Seorang yang tekun belajar walau pun dalam keadaan
sakit dan tetap berpikir bagaimana dengan kondisinya saat ini beliau masih bisa
bermanfaat bagi orang lain…
Bapak Suharto, M.Pd. atau Cing Ato, demikian biasanya
beliau disapa.
Seorang guru di MTsN 5 Jakarta. Alhamdulillah, masih aktif mengajar dan terus berkarya
menerbitkan buku. Beliau merambah pula ke dunia desain cover buku. Youtuber
juga… Kereenn…
Berikut Profil Singkat Cing Ato
Beliau memaparkan ingin beda dengan teman-teman kerja dan
menunjukkan bahwa cing Ato walaupun sakit tetap produktif dan kreatif.
kita ikuti dan simak bersama
materi kita malam hari ini, yaitu : MENULIS DI KALA SAKIT.
AWAL MENULIS 2017
Beliau memulai kariernya di
bidang menulis pada tahun 2017
Beliau mengatakan termasuk orang yang tidak bisa menulis,
sehingga menjadi guru sudah puluhan tahun tidak ada karya tulis yang
dihasilkan.
Menulis berawal karena butuh
sebuah karya tulis, baik yang bersifat ilmiah maupun non ilmiah. Kebetulan beliau
adalah seorang ASN. Dahulu kenaikan
pangkat sangat mudah. Namun, ketika berada pada golongan III.d. dan ingin naik
golongan ke IV.a. persyaratan wajib harus mempunyai karya tulis ilmiah dan buku
penunjang lainnya.
Beliau akhirnya mencari pelatihan menulis lewat
medsos (Facebook). Ketika men-scroll FB ada pelatihan di Wisma UNJ yang
diselenggarakan oleh komunitas sejuta guru ngeblog (KSGN) bertemulah dengan
orang -orang hebat. Siapa mereka? Sudah tidak asing lagi bagi kita, yaitu: Bang
Namin, Om Jay, Om Dedi, dan yang lainnya.
Hampir tiga kali pelatihan yang
beliau ikuti kegiatan KSGN. Dari
sinilah, akhirnya dapat kunci bagaimana caranya menulis.
Pada pelatihan pertama beliau dapat ilmu tentang menulis PTK. Pada pelatihan
ke-2 sekitar tgl 27-29 Desember 2016 di Wisma UNJ. Dari sini beliau dapat
menulis buku Antologi perdana dengan judul Bukan
Guru Biasa
Pada pelatihan ke-3 tentang
public speaking, kebetulan salah satu materinya tentang menulis dan
narasumbernya Om Jay. Dari Om Jay sbeliau menemukan kunci bagaimana menulis.
Itupun disebabkan nya bertanya kepada beliau. Beliau bertanya tentang bagaimana
cara memulai untuk menulis? Apa yang harus ditulis? Dan bagaimana cara
mengakhiri sebuah tulisan?
Yang masih beliau ingat dari jawaban beliau, yaitu: Tulis apa
yang ada disekitar kita, tulis apa yang kita bisa, tulis materi yang kita
kuasai, tulis apa yang kita alami, ide menulis banyak berserakan di sekitar
kita, tulis dengan bahasa yang sederhana yang penting pesannya tersampaikan,
dan lainnya.
Pulang dari pelatihan beliau menulis
apa yang dia bisa dan alami. Hampir setiap hari menulis satu artikel. Sambil menulis beliau tidak berhenti mencari Pelatihan menulis lagi
lewat medsos.
Lalu beliau lihat ada pelatihan di daerah Cipanas Jawa
barat yang diselenggarakan oleh komunitas menulis Media Guru. Beliau daftar dan
pada tanggal 27-29 Desember 2017 dan ikut pelatihan menulis. Selama tiga hari dua
malam
Hampir dua tahun berturut-turut berkelana mencari ilmu tentang menulis. Meninggalkan anak dan istri dengan biaya lumayan.Dari pelatihan ini terbitlah buku solo perdana dengan judul "Mengejar Azan" buku perdana ini kemudian beliau pinta temannya untuk melukisnya, lalu beliau berikan bingkai dan dletakkan di depan meja kerjanya.
Sebuah kebahagiaan tersendiri membuatnya
bangga rasanya mempunyai buku. Teman-teman banyak yang mengapresiasi dan
membeli buku perdana beliau.
Namun, untung tak dapat diraih,
malang tak dapat ditolak. Tiba-tiba badai tornado meluluhlantahkan kebahagiaan.
Dengan hitungan jam tubuh beliau lunglai, semua syaraf mati, seluruh tubuh
tidak bergerak, lidah tertarik, urat wajah pun tertarik, suara hilang, dan
nafaspun tidak bisa. Akhirnya nafas dibantu oksigen dan ventilator.Seluruh
tubuh tak bergerak di ruang IGD
1 bulan 13 hari dirawat di ruang
ICU. Dengan hitungan hari tubuh yang besar lagi tingi tinggal tulang berbalut
kulit. Banyak teman bilang sepertinya Cing Ato tidak ada harapan.
Di ruang ICU tidak ada perubahan,
lalu dipindah ke ruang yang lebih intensif, ruang HCU. Ditemani oleh 2 suster
dan 1 dokter yang jaga. Hampir 3 bulan dirawat di ruang HCU.
Dokter sudah pesimis dan
mendiagnosa bahwa beliau tidak akan lepas dari ventilator. Pihak rumah sakit
ingin mengusir, tapi istrinya berjuang agar tidak diusir dari rumah sakit. Istri
nya meminta sampai lepas ventilator
beliau vbaru boleh bisa pulang.
Tiba-tiba pada suatu malam
ventilator rusak, beliau sudah pasrah jika malam itu dipanggil menghadap sang
maha kuasa. Ternyata pagi-pagi masih
hidup. Mungkin di antara penyebabnya masih bernafas karena ada doa dari orang-orang
saleh.
Sebenarnya jika ventilator rusak,
beliau sudah lewat. Lebih lanjut bisa
dibaca di buku" GBS Menyerangku; Kisah seorang guru bergulat dengan
penyakit langkah dengan menulis"
Setelah lepas ventilator, bisa
pulang dalam kondisi memakai oksigen. Pulang dari rumah sakit masih dalam
kondisi sakit.Tidak bisa bergerak
Hampir satu tahun seluruh tubuh
tak bergerak, setelah itu mulai satu persatu bergerak. Hari-hari hanya
terbaring di tempat tidur. Jenuh, bosan, hampir saja stress.
Ketika sedang melamun, tiba-tiba
ada suara gawai istrinya yang tertinggal di rumah. Beliau meminta asisten rumah
tangganya untuk mengambilkan dan meletakkan di atas dada di alasi bantal lalu
tempat tidurnya ditinggikan bagian kepala sehingga bisa melihat gawai.
Lalu beliau men coba menyentuhnya,
ternyata bisa. Beliau sangat gembira.
Ketika istri pulang ngajar langsung saya pinta gawai yang selama setahun lebih tidak pernah
digunakan. Istrinya langsung membelikan kartu baru. Mulailah melacak Facebook, butuh waktu tiga hari baru
terlacak password-nya.
Mulailah menulis. Menulis dengan
satu tema, yaitu tentang motivasi hidup. Hampir setiap hari beliau selalu
menulis. Malam mencari ide dan bakda subuh menulisnya. Beliau tidak bisa tidur kalau belum ketemu ide.
Senin sampai Jumat menulis motivasi.
Sabtu dan Minggu menulis tentang apa
yang sedang di alami dan rasakan.
Semua tulisan beliau di share ke
Facebook. Banyak yang mengapresiasi dan menunggu tulisan berikutnya.Tak
ketinggalan pula Om Jay sempat kaget
dengan apa yang beliau posting/share di
medsos. Om Jay vicol beliau , padahal suara nya belum jelas. Om Jay mengajak beliau
untuk ikut pelatihan menulis di gelombang 8. Beliau ikuti pelatihan semampunya.
Beliau tidak lulus, Karena tidak
menyetor resume. Tetapi materinya beliau simpan di blog dan wordpress. Setelah
ada waktu senggang baru jadikan buku.
Alhamdulillah, dengan mengikuti
pelatihan menulis PGRI menambah nutrisi tulisannya lebih hidup.
Akhirnya lahirlah buku perdana
ketika sakit, dengan judul GBS Menyerangku..., Secara bersamaan terbit buku
kedua, judul Menuju Pribadi unggul; Seni Menata Diri. Buku ini di bawah bimbingan
pak Akbar Zaenudin.Ini menulis secara bersamaan setiap hari satu sampai dua
artikel
Selanjutnya secara estafet terbit
buku-buku yang lainnya. Seperti buku motivasi, memor, cerpen, novel Betawi,
tentang menulis, dan lainnya.
Sampai hari ini sudah 12 buku
solo yang berhasil diterbitkan. Dan yang ke 12, yaitu Menulis di Kala Sakit.Masih
ada dua yang belum diterbitkan, calon
buku ke -13 dan 14, yaitu : Catatan harian sang guru dan catatan harian guru
Blogger Madrasah
Beliau juga sedang menulis buku
puisi dan pantun
HIKMAH DARI MENULIS DI KALA SAKIT
1. Kedatangan para youtuber (
Chanel Akbar Zaenudin "Guru Inspiratif" dan Chanel Sutrisno Muslim
"Kesempatan Kedua Mengubahku"
2. Mendapatkan Penghargaan
"Pahlawan Pendidikan" dari Bang Japar Jakarta.
3. Menjadi Narasumber pelatihan
menulis di Komunitas belajar menulis di
KSGN PGRI.
Bahkan baru saja sahabat literasi
minta saya mengisi kegiatan menulis di daerah NTT (AGUPENA)[Asosiasi Guru
Penulis Indonesia
4. Banyak punya teman hingga
banyak yang bantu menerbitkan buku
5. Banyak teman ditempat kerja
yang terinspirasi membuat buku
Selanjutnya saya belajar disain
cover buku sehingga bisa buat untuk sendiri maupun bantu teman
Setiap yang kita kerjakan, pasti
ada tujuan yang hendak dicapai. Orang mempelajari sesuatu karena butuh. Seperti
saya belajar menulis karena butuh. Terus tujuan itu meluas, menulis itu untuk
dakwah, ibadah, amal jariyah ( income passive). Bukankah imam Gazali mengatakan
" Jika kamu bukan anak raja dan juga bukan anak orang kaya. Maka,
menulislah."
Juga untuk kebanggaan anak cucu
dikemudian hari.
Keren bunda lanjutkan menulis. Mulailah menulis yang bunda bisa dan kuasai. Juga lebih mudah menulis sesuatu yang pernah dialami, karena ide-idenya sudah ada.
BalasHapusterimakasih bapak sudah memberikan semangat
BalasHapus