Kaidah Pantun

 

Belajar Menulis Gelombang @27

Pertemuan ke-14

Hari/Tanggal  :  Rabu, 21 September  2022

Tema                :  Kaidah Pantun

Moderator       : Lely Suryani, S.Pd.SD

Nara Sumber : Miftahul Hadi, S.Pd


Memotong rebung pokok kuini,

Menanam talas akar seruntun,

Mari bergabung di malam ini,

Bersama kelas menulis pantun

                                                                    tapi kanal jembatan patah,

                                                                    Jatuh ke semak peganglah tali,

                                                                    Salam kenal saya Mas Miftah,

                                                                    Dari Demak berjuluk kota Wali.

Perkenalkan, nama saya Miftahul Hadi. Panggil saja Mas Miftah, agar lebih akrab. Saya hanya seorang guru SD di kampung, yang hobi menulis pantun.Mengapa saya jatuh cinta pada pantun? Karena dalam menulis pantun dibutuhkan ketelitian untuk memilih diksi, tidak asal. Jadi harus dipikirkan dulu, mana kata yang pas. Sehingga indah dibaca atau didengar.Begitu ucapan  Mas Miftah berbicara sebagai awal perkenalan materi kita malam ini.Dengan dipandu oleh sang moderator yang sama-sama  seorang guru dari jawa Tengah juga  Bunda Lely  Suryani, Malam ini sungguh malam yang bertebaran kata permulaan yang penuh dengan berbalasan pantun.

Apakah Anda tahu apa itu pantun?

Pantun berasal dari akar kata "Tun" yang bermakna baris atau deret. Asal kata pantun dalam masyarakat Minangkabau dan Melayu diartikan sebagai "pantun". Oleh masyarakat Riau disebut sebagai tunjuk ajar yang berkaitan dengan etika. (Mu'jizah, 2019)

Pada awalnya pantun merupakan tradisi lisan. Seiring berkembangnya waktu, maka pantun "naik kelas". Tidak hanya dituturkan saja dalam kehidupan sehari-hari, pantun kemudian dibukukan, dilombakan dalam berbagai event, serta diselipkan pada tiap kegiatan. Atas kerja keras tersebut pada tanggal 17 Desember 2020 lalu, UNESCO mengakui pantun sebagai warisan budaya tak benda.

Ciri-ciri pantun

·         Yang pertama, satu bait harus terdiri dari empat baris. Tidak boleh tiga atau lima.

      ·         Satu baris terdiri atas empat sampai lima kata.

      ·         Satu baris terdiri atas delapan sampai duabelas suku kata.

      ·         Bersajak a-b-a-b

      ·         Baris pertama dan kedua disebut sampiran atau pembayang

      ·         Baris ketiga dan keempat disebut isi atau maksud pantun.

Apakah pantun boleh bersajak a-a-a-a??

Boleh, tapi itu akan mengurangi keindahan pantun itu sendiri dan tidak sesuai kaidah pembuatan pantun. Jadi jika sajaknya a-a-a-a, jatuhnya menjadi syair.

Contoh syair

Belajar mengaji harus semangat,

Tekun rajin sabar dan giat,

Agar ilmu mudah didapat,

Selamat dunia juga akhirat.

Ingat ingatlah wahai kawan,

Quran dan sunnah jadi pedoman,

Tuk menjalani kehidupan,

Agar hidup tentram dan nyaman

Perbedaan pantun dengan syair

Kalau pantun, antara baris satu dan dua tidak ada hubungannya dengan baris tiga dan empat. Jadi sampiran dan isi berdiri sendiri.

Sedangkan syair baris satu sampai empat saling berhubungan.

Dalam syair, sajaknya a-a-a-a.

Jadi Rima akhir (baris 1-4) memiliki bunyi yang sama.

Apakah ada pantun yang hanya dua baris? Seperti parikan Jawa tadi?

Ada,Pantun dua baris disebut karmina (pantun kilat).

Contoh karmina

Daun keladi susun di gerbong,

Jangalah jadi orang yang sombong.

perbedaan pantun dengan syair

 

Kalau pantun, antara baris satu dan dua tidak ada hubungannya dengan baris tiga dan empat. Jadi sampiran dan isi berdiri sendiri.

Sedangkan syair baris satu sampai empat saling berhubungan.

Ada tips bagaimana Cara mudah menulis pantun :

Pertama, memahami terlebih dulu kaidah serta ciri pantun

Kedua, menguasai perbendaharaan kata. 

Dalam memilih kata, jangan hanya satu huruf paling belakang yang bunyinya sama, minimal 2 huruf.

Dengan memiliki perbendaharaan kata dengan Rima sama semakin mempermudah kita dalam menulis pantun

Ketiga, menulis isi pantun.

Misalnya, ketika akan membuat pantun kita menyusun kalimat pada baris ketiga dan keempat terlebih dahulu.

Keempat, menulis sampiran pantun.

Langkah terakhir adalah baru menulis kalimat pertama dan kedua.

Tips pantangan  dalamm  Membuat Pantun :

1.Hindari penggunaan nama orang dalam membuat    pantun.

2.Hindari penggunaan nama merk dagang.

3.Hindari pengulangan kata di tiap barisnya.

 



Komentar

  1. Wow, resume yang lengkap dan luar biasa. Terima kasih buu. Semangat berkarya, semangat menginspirasi.

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Motivasi menulis dan Menerbitkan Buku

Menulis Buku Biografi

Digitalisasi Gerakan Literasi Sekolah